If—
(‘Brother Square-Toes’—Rewards and Fairies)
If you can keep your head when all about you
Are losing theirs and blaming it on you,
If you can trust yourself when all men doubt you,
But make allowance for their doubting too;
If you can wait and not be tired by waiting,
Or being lied about, don’t deal in lies,
Or being hated, don’t give way to hating,
And yet don’t look too good, nor talk too wise:
If you can dream—and not make dreams your master;
If you can think—and not make thoughts your aim;
If you can meet with Triumph and Disaster
And treat those two impostors just the same;
If you can bear to hear the truth you’ve spoken
Twisted by knaves to make a trap for fools,
Or watch the things you gave your life to, broken,
And stoop and build ’em up with worn-out tools:
If you can make one heap of all your winnings
And risk it on one turn of pitch-and-toss,
And lose, and start again at your beginnings
And never breathe a word about your loss;
If you can force your heart and nerve and sinew
To serve your turn long after they are gone,
And so hold on when there is nothing in you
Except the Will which says to them: ‘Hold on!’
If you can talk with crowds and keep your virtue,
Or walk with Kings—nor lose the common touch,
If neither foes nor loving friends can hurt you,
If all men count with you, but none too much;
If you can fill the unforgiving minute
With sixty seconds’ worth of distance run,
Yours is the Earth and everything that’s in it,
And—which is more—you’ll be a Man, my son!
Source: A Choice of Kipling's Verse (1943)
sumber : http://www.poetryfoundation.org/poem/175772
Berikut ini disajikan terjemahan puisi “If” yang kini telah berusia 113 tahun.
JIKA
Oleh Rudyard Kipling
Jika kau bisa bersabar ketika semua orang sekitarmu
Hilang sabar dan mempersalahkanmu;
Jika kau bisa percaya diri ketika semua orang meragukanmu,
Namun berilah juga celah bagi keraguan mereka;
Jika kau bisa menunggu dan tak lelah menanti,
Atau, dibohongi, janganlah berdamai dengan kebohongan,
Atau, dibenci, janganlah balas membenci,
Namun janganlah kelihatan terlalu baik, atau berbicara terlalu bijaksana;
Jika kau dapat bermimpi – dan tidak membiarkan mimpi menguasaimu;
Jika kau dapat berpikir – dan tidak menjadikan pikiranmu sebagai tujuan;
Jika kau dapat meraih kemenangan dan menderita musibah kekalahan
Dan memperlakukan sama kedua tipuan semu itu;
Jika kau rela mendengarkan kebenaran yang kau ucapkan
Yang tersandra oleh para penipu yang membuat perangkap bagi orang bodoh,
Atau menyaksikan hancurluluhnya segala yang kau pertaruhkan untuk hidupmu,
Dan membungkuklah dan bangunlah puing-puing itu dengan peralatan rusak yang tersisa;
Jika kau dapat mempertaruhkan semua kemenanganmu
Dan mengambil risiko untuk satu giliran ’lempar-dan-tangkap’,
Dan ternyata kalah, dan harus mulai lagi dari awal
Dan janganlah pernah mengeluhkan kekalahanmu sepatah kata pun;
Jika kau bisa memaksa jantung dan saraf dan ototmu
Untuk melakukan giliran pukulan service-mu lama setelah semua kekalahanmu,
Dan ya bertahanlah bila tiada lagi apa pun dalam dirimu
Kecuali Kemauan yang berujar kepada mereka: ”Tunggu”.
Jika kau dapat berbicara kepada rakyat jelata dan mempertahankan kebajikanmu,
Atau berjalan dengan raja-raja – tanpa kehilangan hubungan dengan rakyat biasa;
Jika tiada musuh atau teman tercinta dapat melukaimu;
Jika semua orang menghargaimu, tapi tak berlebihan;
Jika kau bisa mengisi menit yang menentukan
Dengan menempuh jarak lari enam puluh detik yang tak ternilai –
Bumi dan segala isinya akan menjadi milikmu,
Dan – yang lebih penting – kau akan menjadi Seseorang anakku!
(Terjemahan S.Belen)
Tahun
1995 waktu tinggal di London, S.Belen ikuti jajak pendapat penduduk Inggris Raya untuk
memilih puisi yang terfavorit. Jajak pendapat ini dilakukan melalui Radio BBC.
Puisi
berjudul “If” karya Rudyard Kipling terpilih sebagai puisi paling favorit.
Sejak
waktu itu masuklah ke dalam benaknya informasi bahwa Rudyard Kipling adalah
penyair yang pusinya ditulis dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.
Tidak seperti banyak penyair Indonesia yang cenderung mengaburkan puisinya
sehingga tak ada orang lain yang mengerti kecuali penyair itu sendiri.
Rudyard
Kipling (1865 – 1936) terkenal di seluruh dunia dengan rumus 5 W + 1H (Who,
What, Where, When, Why, dan How) bagi wartawan untuk menulis berita dan bagi
polisi dalam melakukan investigasi dan menulis berita acara pemeriksaan.
Rumus
5W + 1 H membuatnya dikenang sampai sekarang. Ia memasukkannya ke dalam bukunya
“Just So Stories” (1902). Dalam buku itu, ia mengawali cerita tentang “The
Elephant’s Child” (“Anak Gajah’) dengan puisi berikut ini:
Saya
pertahankan enam pelayan setia
(Mereka
mengajariku semua yang saya tahu);
Namanya
adalah What dan Why dan When
Dan
How dan Where dan Who.
I
keep six honest serving-men
(They
taught me all I knew);
Their
names are What and Why and When
And
How and Where and Who.
Rudyard Kipling adalah seorang pengarang Inggris, lahir di
Bombay (sekarang Mumbay), India, dan dididik di Inggris. Ia kembali ke India
pada tahun 1882 dan bekerja sebagai editor pada sebuah suratkabar Lahore
(sekarang di Pakistan).
Puisi-puisi
awalnya diterbitkan pada tahun 1886 dan 1892. Cerpen-cerpen awalnya diterbitkan
tahun 1888. Tahun 1889 ia kembali ke London dan tahun 1890 menerbitkan novel
The Light That Failed. Cerita dan puisinya yang menjadi masterpiece
menggambarkan perasaan dan perjuangannya di India, termasuk perasaan bosannya.
Pada
dasawarsa pertama abad ke-20, popularitasnya mencapai puncak. Pada tahun 1907
ia dianugrahi Hadiah Nobel Sastra sebagai pengakuan atas prestasinya dalam dua
kumpulan puisi dan cerita yang berkaitan, yaitu Puck of Pook Hill dan Rewards
and Fairies. Dalam kumpulan terakhir inilah puisinya yang berjudul “If”
dimasukkan.
Rudyard
Kipling, usia 60 tahun, pada kover Majalah Time, 27 September 1926
“If”
adalah pusi yang ditulis tahun 1895 dan baru 15 tahun sesudahnya diterbitkan
dalam kumpulan cerita dan puisinya tahun 1910. Betapa populernya puisi ini,
terlihat dari sekian banyak puisi yang meniru gaya bahasanya dan tahun 1995
terpilih sebagai puisi paling favorit oleh warga Inggris dalam jajak
pencapatBBC pada tahun 1995.
Kipling
mengatakan bahwa puisi ini dicetak sebagai kartu yang dapat digantung di
kantor-kantor dan kamar tidur. T.S.Eliot dalam esainya tentang karya Kipling
melukiskan puisi Kipling ini sebagai “syair yang hebat” yang terkadang tak
disengaja berubah menjadi puisi.
sumber : http://sbelen.wordpress.com/2008/09/04/rudyard-kipling-dan-puisi-%E2%80%9Cif%E2%80%9D-yang-tersohor/